CGK - JOG


Aku terpaku didepan ruang pemeriksaan.
Sedari tadi aku sungguh khawatir apa yang terjadi dengannya.
Kabar yang sungguh mengejutkan ditengah rutinitas hari-hari ku.
Perjalanan satu jam menggunakan pesawat terasa seperti satu hari.
Aku hanya ingin bertemunya dalam kondisi baik-baik saja, Tuhan.

[F L A S H B A C K]

Drrt..... drrt.....

"Halo selamat siang, dengan mba Almira?"

"Iya betul, ada apa ya?"

"Mohon maaf mba, contact mba merupakan contact yang terakhir dihubungi oleh mas Arya. Mas Arya dalam perjalanan menuju rumah sakit di Jogja dikarenakan tadi terjatuh ke jurang saat tengah bekerja. Mohon agar secepatnya mba bisa kemari. Terima kasih mba."

Seketika, tubuh ku bergetar dan tanpa menunggu lagi aku segera berlari keluar kantor dan hanya berkata kepada rekan kerjaku bahwa Arya kecelakaan. Secepat mungkin ku kendalikan mobil ku tanpa berpikir akan bahaya yang mungkin terjadi. Yang ku pikirkan hanya Arya dalam benak ku.

"Permisi mba, mas Arya masih dalam kondisi yang belum stabil, namun sudah melewati masa kritisnya. Mba dipersilahkan jika ingin masuk ke dalam."

"Iya, terima kasih dok."

Aku pun segera bergegas masuk ke dalam ruangan dimana Arya berada. Kondisinya penuh luka, terlebih dibagian lengan kirinya.
Dipinggir tempat ia berbaring, tak terasa air mataku menetes. Entah apa yang terjadi dengan ku, akan tetapi ketakutan seakan berada mengelilingi dan memenuhi seluruh ruangan ini.
Keputusan Arya untuk mengambil pekerjaan di Jogja memang sempat menimbulkan perdebatan. Aku tahu bahwa ia sudah hampir 5 tahun menggeluti profesinya. Akan tetapi pekerjaan ini memang sangat berat karena berlokasi dipinggir tebing pegunungan yang mudah saja runtuh dan memiliki tanah yang mudah longsor. Akan tetapi aku tahu siapa Arya, dia selalu optimis dan berkata, "kata siapa nggak bisa?"
--
bersambung

Comments